
MATTANEWS.ID KLATEN|| Ribuan warga berebut kue apem sebanyak 54 100 biji kue apem dalam tradisi yaa qowiyu di Klaten Jawa Tengah jumat siang,(8/8/2025). warga saling berdesakan untuk memperoleh apem yang dipercaya dapat mendatangkan berkah.
Puncak acara penyebaran atau andum apem Yaaqawiyyu Kyahi Ageng Gribig Jatinom dilakukan di Oro-Oro Sedang Klampeyan Kelurahan Jatinom, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten.
Perayaan Yaaqawiyyu tahun 2025 ini mengusung tema “Berbagi Kebaikan, Berdoa Untuk Negeri Keberkahan”.
Puncak Grebeg Saparan Yaaqawiyyu ini berlangsung meriah. Belasan ribuan pengunjung menghadiri tradisi sebaran apem ini. Mereka ini datang dari berbagai daerah seperti Klaten, Boyolali, Sragen, Sukoharjo, Solo, Semarang, Ngawi, dan lainnya.
Mereka ada yang datang sejak pagi hari, meskipun acara puncak saparan Jatinom tersebut baru dimulai setelah sholat Jumat.
Sorak-sorai pengunjung terjadi saat dua gunungan apem dibawa dari Masjid Gede Jatinom menunju lokasi puncak sebaran apem yakni di Oro Oro Sendang Klampeyan.
Setelah didoakan oleh tokoh agama setempat, gunungan apem tersebut lalu dibagikan kepada para pengunjung dengan cara dilempar. Karenanya, aksi desak-desakan para pengunjung tidak terelakkan lagi.
Ketua Umum Pengelola Pelestari Peninggalan Kyahi Ageng Gribig (P3KAG) Jatinom, KRAT Moh Ebta Tricahyo Dwijonagoro menyampaikan, puncak acara penyebaran apem Yaaqawiyyu yang ke 406 ini berjalan lancar.
“Jumlah keseluruhan kue apem yang dibagi-bagikan kepada tamu dan masyarakat yang hadir pada acara Saparan Yaaqawiyyu tahun 2025 ini ada 54.100 biji. Kue apem ini berasal dari shadaqahan warga masyarakat,” katanya.
Ebta menyatakan, ada nilai filosopi dari kue apem itu.
Kata apem sendiri berasal dan diambil dari bahasa arabnya “Al afwun” yang bermakna ampunan atau “Afwu”. Tujuannya adalah agar masyarakat selalu memohon ampunan kepada Allah (Hablumminallah). Sedangkan sesama manusia harus saling memberi dan meminta maaf antar sesama (Hablumminannas).
“Bentuknya (kue apem) yang bulat itu juga memiliki makna agar masyarakat saling bersatu dan tidak berpecah belah, membulatkan tekat tetap menyambung tali silaturrahmi, guyub rukun, senang memberi atau bersedekah kepada sesama,” ujarnya.
Sedang Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo dalam sambutan mengatakan, sebaran apem ini bukan sekadar tradisi menyebarkan makanan (kue), tetapi sarat dengan nilai yang sangat luhur. Karenanya, tradisi ini harus dilestarikan bersama, agar generasi penerus bangsa nanti masih bisa menikmati apem yang luar biasa dari yaaqawiyyu.
“Apem ini tidak sekadar apem. Tetapi bagaimana spirit di masa lalu, untuk bisa saling memaafkan, agar kemudian bisa saling bertoleransi, dan kerukunan terjaga, khususnya di Kabupaten Klaten,” ungkap bupati.
Hamenang pun mengucapkan terima kasih kepada panitia yang telah bekerja keras biasa, sehingga kegiatan sebaran apem yaaqawiyyu bisa berjalan dengan luar biasa.
“Kita berdoa bersama, dalam rangka perayaan Yaaqawiyyu tahun ini, semoga bapak, ibu dan saudara-saudari diberi kesehatan, berkah, umur panjang, diberi kemudahan dalam mencari rejeki, dan lainnya,” tutur bupati.
Sementara itu warga Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Agus Dwi Wiyantoro (51) mengaku sampai di Jatinom ini sekitar pukul 08.30 WIB. Ia pun mengikuti sholat Jumat di sini.
“Setiap tahun saya selalu datang ke sini, untuk mencari berkah dari saparan apem Yaaqawiyyu ini. Saya ingin mendapatkan berkah dari Kyahi Ageng Gribig-nya, dan dari para kyai dan ulamanya di sini. Saya bersyukur mendapat kue apem. Ini nanti untuk dimakan,” ucucapnya